29 Maret 2009
Bukan perkara mudah mengajak orang untuk menggunakan open source dan membuat open konten. Kultur masyarakat Indonesia yang masih enggan mempublikasikan karyanya di internet juga menjadi kendala.

"Yang tersulit adalah kultur masyarakat kita. Susah sekali mengubah kultur masyarakat kita untuk menuju ke arah sana (open source dan open konten - red)," ujar Dr. Munir, M.IT, Direktur, Direktorat TIK Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) kepada detikINET di ruang kerjanya, Kampus UPI, Jalan Setiabudhi, Jumat (27/3/2009) siang.

Hal tersebut sangat disayangkan Munir, karena menurutnya sumber ekonomi bukan lagi dalam bentuk money capital atau sumber daya alam, tetapi knowledge capital.

"Jadi barang siapa yang unggul dalam menghasilkan dan mengelola pengetahuannya, maka dia akan unggul dalam ekonominya. Dan tumbuh kembangnya knowledge capital memerlukan peran perguruan tinggi sebagai lembaga pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi," paparnya.

Ironisnya, justru kalangan akademisi enggan mempublish karyanya di internet. Takut diplagiat menjadi alasan utama. "Padahal, semakin disembunyikan justru plagiatisme akan semakin tumbuh subur," pungkasnya.
posted by Fadhlan at 11:43:00 AM |



0 Comments: