31 Juli 2008

Setiap kali tiba dirumah sepulang dari kampus kira-kira jam 11.00 malam aku selalu duduk diteras lantai 2 rumah untuk menikmati indahnya malam yang ditaburi bintang-bintang yang gemerlap. Disetiap malam itu pula aku selalu melihat seorang bapak kira-kira umurnya sekitar 50 tahun berjalan menjinjing sebuah tas ransel dipundaknya. Ia berjalan dengan kaki yang tidak normal seperti manusia biasanya, ia mempunyai kaki yang sebelah kanannya lebih panjang dari yang kiri sehingga kalau berjalan pasti miring. Pertama aku melihat bapak itu aku teringat dengan orang tuaku yang berada jauh disebelah selatan kota Makassar tepatnya di Kabupaten Gowa - Sulawesi Selatan, beliau hampir mirip dengan bapak tua yang aku lihat setiap malam didepan rumah yang membedakan adalah kondisi fisik tubuh saja, perjuangannya yang begitu kuat untuk menghidupi istri dan keempat anaknya dengan upah yang pas-pasan beliau bisa mengaturnya dan perjuangannya itu membuahkan hasil yang memuaskan. Kini anaknya yang paling tua (aku) telah berumur 24 tahun dan sedang menyelesaikan kuliah disebuah Akademi di Jakarta sedangkan yang kedua juga kuliah disebuah Akademi di Pati (Jawa Tengah), yang ketiga baru-baru menyelesaikan sekolahnya di sebuah Sekolah Menengah Farmasi (SMF) swata di Makassar, sedangkan yang paling bungsu baru-baru memasuki Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) swasta di Makasar. Pelajaran yang benar-benar membuat aku terkagum-kagum atas perjuangan hidup orang tuaku dan atas dasar itu pula yang membuatku mencoba untuk tetap bertahan dan membuat orang tuaku bangga atas diriku. "Ayah... Ibu.... terima kasih atas semuanya, aku tak tahu apa bisa membalas semua yang telah engkau berikan kepadaku tapi aku berjanji akan membuatmu tersenyum bangga atas apa yang aku lakukan". I Love U..
posted by Fadhlan at 10:27:00 AM |



0 Comments: